Deteksi Dini Tekan Kematian akibat Kanker Kolorektal
Kanker
kolorektal merupakan penyebab kematian nomor empat dalam golongan kanker, atau
mewakili 8,5 persen dari total kematian akibat kanker di dunia, demikian
menurut data GLOBOCAN tahun 2012. Padahal sebenarnya, kematian akibat kanker
kolorektal dapat dicegah dengan meningkatkan kesadaran deteksi dini.
Dokter
spesialis penyakit dalam, hematologi-onkologi medik Rumah Sakit Cipto
Mangunkusumo (RSCM), Cosphiadi Irawan mengatakan, penting dilakukan deteksi
dini agar mencegah risiko tersebut.
"Upaya
pencegahan kanker kolorektal yang paling efektif adalah melakukan deteksi dini
dan pengangkatan polip jinak sebelum berubah menjadi kanker," ujarnya
dalam acara seminar media dalam rangka memperingati "Colorectal Cancer
Awareness Month" di Jakarta, Kamis (27/3/2014).
Terutama,
bagi seseorang dengan banyak faktor risiko kanker kolorektal antara lain usia
di atas 50 tahun, memiliki riwayat penyakit tersebut dalam keluarga, pernah
mengalami kanker kolorektal atau memiliki polip pada usus, memiliki keturunan
mutasi gen, memiliki kondisi radang usus, pola makan tidak sehat, jarang
melakukan aktivitas fisik, diabetes, obesitas, merokok, dan mengonsumsi
alkohol.
Cosphiadi
menjelaskan, deteksi dini dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu
pemeriksaan tes darah samar pada feses, sigmoidoskopi fleksibel, kolonoskopi,
pemeriksaan melalui rektum (colok dubur), double contrast barium enema,
ultrasonografi (USG), dan kolonoskopi virtual.
Cara-cara
deteksi dini tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Misalnya
pada pemeriksaan tes darah samar pada feses. Nilai lebih cara ini antara lain
pemeriksaannya sederhana, tidak perlu pembersihan usus, sampel bisa dilakukan
di rumah, tidak memerlukan biaya besar, dan tidak menyebabkan pendarahan atau
luka pada lapisan usus.
Sementara
itu, kekurangan dari pemeriksaan tersebut yaitu tidak dapat mendeteksi
kebanyakan polip dan beberapa jenis kanker, ada potensi "false
positive", ada ketentuan mengenai makanan dan minuman yang perlu
dikonsumsi sebelum menjalani pemeriksaan.
"Sebelum
melakukan pemeriksaan tersebut, pasien juga perlu menghindari konsumsi daging
dan zat besi selama tiga hari," imbuhnya.
Kanker usus
besar (kolon) dan daerah antara usus besar dan anus (rektum) memiliki banyak
persamaan. Karena itu, keduanya disebut dengan kanker kolorektal. Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, kanker kolorektal berada pada urutan ketiga
jenis kanker yang paling umum dialami pria, dan berada pada urutan kedua jenis
kanker yang paling umum dialami wanita.
Editor :
Wardah Fajr
Sumber:
KOMPAS.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar